Tulungagung, 1979
Sebuah laporan tentang penglihatan UFO diterima di bulan Juni 1981 oleh OMEGA (Organisasi Masyarakat Eksplorasi Gejala Antariksa). Laporan itu memang agak terlambat datangnya, sebab disaksikan pada tahun 1979. Laporan ini diberikan oleh saudari Ninik Suryani ketika ia sedang berada di rumahnya di Tulungagung.
Dalam keterangan laporannya ia mengatakan bahwa: "Pada hari itu antara petang sampai malam hari yahun 1979, maaf saya tidak ingat lagi hari, tanggal dan bulannya, kira-kira jam 18.00 sampai jam 19.00. Waktu itu saya sedang bercakap-cakap dengan saudara sepupu saya yang bersamaYuli Wardoyo di beranda belakang rumah saya. Secara kebetulan saya memandang ke arah langit mengamati bintang-bintang, dan tampaklah oleh saya sebuah benda seperti bola api. Benda itu besarnya kira-kira seperti dengan bola tennis. Jadi dapat dikatakan sebuah bola tennis yang berpijar dan mempunyai ekor.
Ekornya
itu nampak seperti disemburkan oleh kepalanya. Saya sendiri waktu
itu tidak tahu, apakah benda itu UFO atau bukan. benda itu berwarna
persis api, baik kepala maupun ekornya. Dan benda itu bergerak
dengan kepala lebih dahulu dari arah Selatan ke Utara. Kami hanya
sempat melihatnya selama beberapa detik karena pandangan kami
terhalang oleh atap rumah. Perlu anda ketahui bahwa benda itu
tidak bergerak dengan cepat tetapi perlahan.
Juga dalam keterangan saudari
Ninik Suryani itu disertakan pula skets bentuk piring terbang
yang dilihatnya. Sayang sekali ia tidak sempat mengabadikannya.
Sebelum membahas masalah piring terbang itu sendiri, kita tinjau
dahulu mengenai Ninik Suryani. Saya sendiri telah bertemu dengan
Ninik Suryani dan melihatnya sebagi seorang yang simpati dan jujur.
Menurut keterangannya ia sekarang bersekolah SMAK Frateran kelas
I dan sekarang tinggal di rumah saudaranya yang berada di Surabaya.
Sebelum melihat piring terbang itu, ia sudah tertarik pada masalah
piring terbang dan antariksa tetapi tidak terlalu mendalam, baru
setelah melihat sendiri, ia makin yakin akan adanya piring terbang
itu. Saudara sepupunya yang bernama Yuli Wandoyo yang bersekolah
SMAK Petra di kota Kediri masih belum sempat bertemu dengan OMEGA
untuk dimintai keterangan lebih lanjut, tetapi ia telah juga memberikan
laporan-laporannya melalui surat kepada OMEGA.
Wawancara:
Tanya : Bagaimana kira-kira keadaaan
cuaca waktu itu ?
Jawab : Seingat kami cuaca pada petang itu cukup cerah dan tidak
berawan.
Tanya : Apakah benda itu terbang sambil mengeluarkan bunyi ?
Jawab : Tidak, kami tidak mendengar suaranya sama sekali.
Tanya : Apakah benda-benda itu mengeluarkan jejak atau jurai pada
lintasan penrbangannya ?
Jawab : Benda itu juga tidak mengeluarkan jejak.
Tanya : Apakah sinar atau cahaya yang dikeluarkan benda itu berkelap-kelip
?
Jawab : Tidak, warnanya yang seperti api itu terus ada dan tidak
berkelap-kelip.
Tanya : Berapakah kira-kira diameter benda itu ?
Jawab : Diameternya kami tidak tahu, sebab benda itu sangat jauh
dan tinggi letaknya dan dari tempat kami hanya sebesar bola tennis
saja.
Tanya : Sulit membayangkan dengan sebagai bola tennis. Apakah
benda itu lebih besar dari pada pesawat terbang ?
Jawab : Tidak ! lebih kecil sedikit dari pesawat terbang. Dibanding
dengan bulan purnama kira-kira hanya separuh atau seperempatnya
saja.
Tanya : O, ya. Bagaimana keadaan bulan waktu itu, sabit, purnama,
atau tidak ada sama sekali.
Jawab : Wah sayang sekali kami sudah tidak ingat lagi.
Tanya : Apakah benda terbang itu mrnghilang pada waktu anda melihat
?
Jawab : Tidak. Benda itu bergerak lambat dan hanya terlihat beberapa
detik kemudian terhalang oleh atap rumah rumah sehingga kami tak
dapat melihatnya lagi.
Tanya : Mengenai warna, apakah secara keseluruhan benda itu berwarna
seperti api ?
Jawab : Ya, dari kepala sampai ekornya mempunyai warna yang sama.
Tanya : Apakah kira-kira benda itu bukan hanya sebuah mercon apollo
yang bisa diluncurkan pada waktu Hari Raya Lebaran ?
Jawab : Saya memastikan bahwa saya tidak melihatnya pada waktu
Hari Raya Lebaran, sebab saya waktu itu baru kembali dari Surabaya,
sedang pada hari Lebaran saya tidak dapat ke luar kota karena
membantu orang tua kami di Tulungangung.